IDENTIFIKASI
MIKROBA METODE PEWARNAAN GRAM
APA itu ?
Suatu proses untuk mengamati bentuk
sel. Mikroorganisme yang terdapat di alam memiliki morfologi, struktur
dan sifat- sifat khas yang dapat dibedakan begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan
kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu
cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah
dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi untuk
mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan.
Pewarnaan
gram adalah metode untuk menegidentifikasi mikroba dengan membaginya menjadi
dua kelompok, yakni gram positif dan gram negatif berdasarkan sifat kimia dan
fisik dinding sel mikroba.
Bedanya Mikroba Gram Positif dan Negatif ?
Mikroba yang termasuk gram positif merupakan mikroba yang dapat mengikat
warna utama berupa kristal violet dengan kuat dan pada dasarnya tidak dapat
dilunturkan. Kenampakan pada mikroskop berwarna ungu.
Struktur dinding selnya
tebal sekitar
15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer, Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%). Peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal, komponen utama merupakan lebih dari 50% berat
ringan. Mengandung asam tekoat, pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu
kristal, Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut.
Mikroba gram
negatif merupakan mikroba yang daya ikat terhadap zat warna kristal violet
lemah dan dapat dilunturkan, kemudian dapat diwarnai oleh zat warna safranin. Kenampakan saat menggunakan mikroskop berwarna merah. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 nm, berlapis tiga atau multilayer. Dinding selnya
mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
atau dibagian tengah antara membran luar dan membran dalam, lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah
sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat. Pertumbuhannya
tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
Seperti ?
Tau Ngaak Sih ?
a. Kristal
Violet: Haluskan
Kristal violet dengan amonium oksalat. Lalu, larutkan dengan alcohol 95% hingga
tercampur rata. Kemudian, masukkan kedalam botol menggunakan corong yang telah
dilapisi kertas saring. Bersifat buffer, berupa garam fisiologis yang digunakan
sebagai pengenceran dalam bentuk larutan. Bakteri
gram positif akan mempertahankan zat warna crystal violet dan akan tampak
berwarna ungu tua di bawah mikroskop.
b. Safranin: Safranin
dilarutkan kedalam alkohol 95%. Kemudian, Biarkan selama 24 jam, kemudian
safranin disaring. Safranin merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder,
yaitu mewarnai sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah diberi
alcohol. Dengan pengertian yang lain, memberi warna pada gram bakteri untuk
menandai bakteri gram negative. Bakteri
gram negatif akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci dengan
alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau safranin akan tampak
berwarna merah.
c. Alkohol: Sterilisasi secara kimiawi
biasanya menggunakan disinfektan antara lain alkohol 70%. Alkohol merupakan
antiseptik yang paling efektif dan efisien. Alkohol merupakan jenis antiseptik
yang memiliki titik didih relatif tinggi dibandingkan hidrokarbon yang jumlah
atomnya sama. Alkohol bersifat merusak membran
sel protein dari bakteri, sehingga terjadi denaturasi protein atau pengubahan
struktur protein sehingga menjadi tidak aktif. Mekanisme kerjanya berdasarkan denaturasi protein sel
bakteri, yakni perubahan rumus bangunnya hingga sifat khasnya hilang.
d. Iodin: Haluskan iodium dengan kalium
iodide. Kemudian, tambahkan aquadest, campur hingga merata. Setelah itu,
masukkan kedalam botol menggunakan corong yang telah dilapisi kertas saring. Iodine sebagai penguat ikatan
kompleks mg-Ribonuclead acid setelah pemberian zat warna.
e. Aquades: Aquades digunakan untuk membilas pada pewarnaan
gram
JADI ?
Singkat saja sebagai berikut:
1. Prinsip
pewarnaan gram yaitu bakteri gram positif saat diberi kristal violet maka akan
menyerap zat warna ungu, dan bakteri gram negatif akan melepas zat warna ungu
kemudian menyerap warna sekunder safranin.
2. Kristal
violet sebagai pewarna dasar untuk memberi warna ungu pada sel bakteri gram
positif. Safranin sebagai warna pada sel
ynag kehilangan warna primernya. Alkohol sebagai pelutur dan pembilas
zat warna pada sel bakteri.
3. Mikroskop
cahaya digunakan untuk melihat mikroba yang berukuran mikro dan tidak dapat
dilihat mata secara langsung.
4. Mengetahui
bakteri yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat serta dapat digunakan dalam
keperluan dibidang pangan.
thanks to:
Dwidjoseputro,
D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta .
Muany,
H.,Sari, I.A.T., Fajar. F., Susilowati. W.. 2014. Disenfetkan Kuantitatif, Uji Disenfektan Kuantitatif. Universitas
17 Agustus 1945:Jakarta.
Sari, A.L., Sarah, A., Febriati, E.A., Ramadhani, F.,
dan Dewi, V.F. 2014. Laporan Praktikum
Mikrobio-Virologi Pewarnaan bakteri. Fakultas Farmasi dan Sains. Jurusan
Farmasi. Jakarta : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
Shah NP. 2007. Functional culture and health benefits.
International Dairy Journal 17: 1262 – 1277.
Pelczar, M.J., 2007. Dasar – dasar Mikrobiologi. Jakarta :
Universitas Indonesia Press.