Rabu, 17 Mei 2017

IDENTIFIKASI MIKROBA METODE PEWARNAAN GRAM

IDENTIFIKASI MIKROBA METODE PEWARNAAN GRAM

APA itu ?
Suatu proses untuk mengamati bentuk sel. Mikroorganisme yang terdapat di alam memiliki morfologi, struktur dan sifat- sifat khas yang dapat dibedakan begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya  yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan. 
Pewarnaan gram adalah metode untuk menegidentifikasi mikroba dengan membaginya menjadi dua kelompok, yakni gram positif dan gram negatif berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mikroba. 

Bedanya Mikroba Gram Positif dan Negatif ?
Mikroba yang termasuk gram positif merupakan mikroba yang dapat mengikat warna utama berupa kristal violet dengan kuat dan pada dasarnya tidak dapat dilunturkan. Kenampakan pada mikroskop berwarna ungu. Struktur dinding selnya tebal  sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer, Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%). Peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal, komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat, pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal, Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut.
Mikroba gram negatif merupakan mikroba yang daya ikat terhadap zat warna kristal violet lemah dan dapat dilunturkan, kemudian dapat diwarnai oleh zat warna safranin. Kenampakan saat menggunakan mikroskop berwarna merah. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 nm, berlapis tiga atau multilayer. Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam atau dibagian tengah antara membran luar dan membran dalam, lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.

Seperti ?


Tau Ngaak Sih ?
a. Kristal Violet: Haluskan Kristal violet dengan amonium oksalat. Lalu, larutkan dengan alcohol 95% hingga tercampur rata. Kemudian, masukkan kedalam botol menggunakan corong yang telah dilapisi kertas saring. Bersifat buffer, berupa garam fisiologis yang digunakan sebagai pengenceran dalam bentuk larutan. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna crystal violet dan akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop.
b. Safranin: Safranin dilarutkan kedalam alkohol 95%. Kemudian, Biarkan selama 24 jam, kemudian safranin disaring. Safranin merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder, yaitu mewarnai sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah diberi alcohol. Dengan pengertian yang lain, memberi warna pada gram bakteri untuk menandai bakteri gram negative. Bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau safranin akan tampak berwarna merah.
c. Alkohol: Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan disinfektan antara lain alkohol 70%. Alkohol merupakan antiseptik yang paling efektif dan efisien. Alkohol merupakan jenis antiseptik yang memiliki titik didih relatif tinggi dibandingkan hidrokarbon yang jumlah atomnya sama. Alkohol bersifat merusak membran sel protein dari bakteri, sehingga terjadi denaturasi protein atau pengubahan struktur protein sehingga menjadi tidak aktif. Mekanisme kerjanya berdasarkan denaturasi protein sel bakteri, yakni perubahan rumus bangunnya hingga sifat khasnya hilang.
d. Iodin: Haluskan iodium dengan kalium iodide. Kemudian, tambahkan aquadest, campur hingga merata. Setelah itu, masukkan kedalam botol menggunakan corong yang telah dilapisi kertas saring. Iodine sebagai penguat ikatan kompleks mg-Ribonuclead acid setelah pemberian zat warna.
e. Aquades: Aquades digunakan untuk membilas pada pewarnaan gram

JADI ?
Singkat saja sebagai berikut:
1.   Prinsip pewarnaan gram yaitu bakteri gram positif saat diberi kristal violet maka akan menyerap zat warna ungu, dan bakteri gram negatif akan melepas zat warna ungu kemudian menyerap warna sekunder safranin.
2.      Kristal violet sebagai pewarna dasar untuk memberi warna ungu pada sel bakteri gram positif. Safranin sebagai warna pada sel  ynag kehilangan warna primernya. Alkohol sebagai pelutur dan pembilas zat warna pada sel bakteri.
3.      Mikroskop cahaya digunakan untuk melihat mikroba yang berukuran mikro dan tidak dapat dilihat mata secara langsung.
4.      Mengetahui bakteri yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat serta dapat digunakan dalam keperluan dibidang pangan.

thanks to:
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta .
Muany, H.,Sari, I.A.T., Fajar. F., Susilowati. W.. 2014. Disenfetkan Kuantitatif, Uji Disenfektan Kuantitatif. Universitas 17 Agustus 1945:Jakarta.
Sari, A.L., Sarah, A., Febriati, E.A., Ramadhani, F., dan Dewi, V.F. 2014. Laporan Praktikum Mikrobio-Virologi Pewarnaan bakteri. Fakultas Farmasi dan Sains. Jurusan Farmasi. Jakarta : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
Shah NP. 2007. Functional culture and health benefits. International Dairy Journal 17: 1262 – 1277.
Pelczar, M.J., 2007. Dasar – dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

ISOLASI MIKROBA

ISOLASI MIKROBA

ISOLASI ? Apa itu ?
  Isolasi mikroba adalah proses memindahkan kultur murni mikroba  dari mediumnya  ke medium buatan dengan tujuan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan serta peremajaan mikroba tersebut. Adapun alat umum yang digunakan untuk memindahkan kultur murni berupa ose tusuk dan ose bundar.

MIKROBA Apa?
Mikroba berupa bakteri asam laktat atau Lactobacillus  caseiLactobacillus  casei memiliki morfologi koloni berwarna putih pucat dan  sedikit transparan. Bakteri ini termasuk ke dalam bakteri gram positif, berbentuk batang pendek dan tergolong bakteri anaerob fakultatif. Metabolit utamanya adalah asam laktat.

CARANYA ?
a. Pembuatan Media Plate Count Agar (PCA) dan Nutrient Agar (NA)
b. Sterilisasi Alat secara Fisik 
c. Sterilisasi Alat secara Kimia
d. Pembuatan Larutan Fisiologis
e. Pengenceran Bertingkat
f. Inokulasi Mikroba Metode Pour Plate
g. Inokulasi Mikroba Metode Spread Plate
h. Isolasi Mikroba pada Cawan Petri
i. Isolasi Mikroba pada Agar Miring dan Agar Tegak
            
METODE ??
a. Metode Pengoresan:
1. Metode Zigzagcara memindahkan mikroba meggunakan teknik penggoresan menggunakan ose bundar. Penggoresan ini dilakukan pada permukaan media. Tempat tumbuh mikroba mengikuti pola garis zig-zag yang dibuat, dimana mikroba yang tumbuh paling banyak terdapat pada ujung goresan, awal ose bundar tersebut. 
2. Metode Persegipenggoresan membentuk persegi yang garisnya tidak boleh terputus menggunakan ose bundar. Fungsi metode tersebut ialah untuk mengetahui jumlah mikroba yang tumbuh. Tempat penggoresan pertama pada permukaan media merupakan tempat yang paling banyak tumbuh mikroba. 
b. Media yang digunakan:
1. Agar Miring; Media agar dilakukan dengan cara memiringkan tabung reaksi  hingga mencapai kemiringan tertentu segera setelah media NA dituang masuk kedalam tabung reaksi. Agar miring menggunakan teknik penggoresan zig – zag yang memiliki kelebihan pada luas permukaan yang membuat peluang kontaminasi rendah dan dapat mempemperluas bidang untuk indukan murni. Agar miring digunakan untuk mengisolasi mikroba yang bersifat aerob.
2. Agar Tegak; Media agar yang telah dituang masuk ke dalam tabung reaksi diposisikan secara tegak segera. Agar tegak mengisolasi mikroba pada media dengan cara ditusuk masuk hingga mencapai tusukan setengah dari media agar menggunakan ose tusuk. Proses pada media agar tegak biasanya digunakan untuk mengisolasi mikroba anaerob. 

KENAMPAKAN ?
Tabel 06. Kenampakan pada Media Agar dalam Tabung Reaksi
 Tabel 07. Kenampakan pada Media Agar dalam Tabung Reaksi

TAU KAH ANDA ?
1 Media PCA
PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/l, kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 1210C 1 atm). Media PCA ini baik untuk mengetahui pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba). PCA di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen kompleks lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks. PCA merupakan suatu medium yang mengandung 0,5% tripton, 0,25% ekstrak khamir, dan o,1% glukosa sehingga semua mikroba termasuk bakteri, kapang, dan khamir dapat tumbuh dengan baik pada medium tersebut.
2 Media NA
Media NA adalah medium umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. NA  digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif. Pembuatan medium Nutrien Agar (NA) menggunakan bahan utama beef ekstrak 5 g, pepton 3 g dan agar 3 g. Nutrient Agar adalah suatu medium yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah cukup yaitu 0,3 % ekstrak sapid dan o,5% pepton, tetapi tidak mengandung sumber karbohidrat.
3 Pengenceran Bertingkat
Pengenceran bertingkat bertujuan untuk mengurangi kepadatan mikroba yang ditanam serta memperkecil dan mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam pengenceran. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. digunakan perbandingan 1:9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya.
4 Larutan Fisiologis
            Larutan fisiologis berupa larutan NaCl yang telah disterilkan dan digunakan sebagai larutan pengencer mikroba. Larutan fisiologi berfungsi untuk menjaga pH dan tekanan osmotik mikroba. Mikroba sangat peka terhadap perubahan pH sehingga larutan fisiologis berupa NaCl dipakai agar tidak memengaruhi pH mikroba tersebut. 

JADI ?
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa :
1. Jenis isolasi mikroba yaitu penggoresan metode zig-zag dan metode persegi, serta metode ditusuk.
2. Fungsi agar tegak yaitu untuk mengisolasi mikroba yang dapat hidup dengan adanya udara yang sedikit atau anaerob fakultatif sedangkan agar miring untuk mengisolasi mikropba yang memerlukan udara untuk hidup atau aerob.

3. Ose bundar digunakan untuk mengisolasi mikroba dengan cara digores sedangkan untuk ose tusuk digunakan untuk mengisolasi mikroba dengan cara ditusuk.

thanks to:
Afrianto, L. 2004. Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala (Suplemen Pikiran Rakyat Untuk Iptek). ITB : Bandung.
Hafsan, M.M. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin.
Irianto, K.2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. I.Yrama Widya : Bandung.
Legowo, S., Mulyani, A.M., dan Mahananni, A.A. 2008. Viabilitas Bakteri Asam Laktat, Keasaman dan Waktu Pelelehan Es Krim Probiotik Menggunakan Starter Lactobacillus casei dan Bifidobacerium bifidum. J Indo Trop Anim Agri. 33(2) : hal. 120-125.
Shah NP. 2007. Functional culture and health benefits. International Dairy Journal 17: 1262 – 1277.
Wasteson, Y, and Homes, E. 2009. Pathogenic Escherichia Coli Found in Food. International Journal Of  Food Microbiology. 12, 103-114.
Widodo. 2014. Mikroibiologi Edisi 2. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

PERHITUNGAN JUMLAH MIKROBA

PERHITUNGAN JUMLAH MIKROBA

Tau kah anda ?
Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan untuk mengetahui banyaknya sel dalam koloni yang terbentuk. Perhitungan ini juga berguna bagi kehidupan sehari-hari agar kita dapat memastikan bahwa suatu pangan baik dikonsumsi atau tidak baik untuk dikonsumsi. Banyaknya sel dalam suatu koloni, akan mempengaruhi jumlah mikroba yang akan dihitung.

Apa sih Perhitungan Jumlah Mikroba itu ?
      Perhitungan jumlah mikroba disebut enumerasi. Enumerasi merupakan perhitungan jumlah mikroba untuk mengestimasi banyaknya mikroorganisme dalam suatu sampel per satuan berat atau volume. Dimana jumlah mikroorganisme yang terdapat pada sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan petri yang bersangkutan. Enumerasi dilakukan dengan tujuan untuk menentukan jumlah mikroba pada suatu sampel secara kuantitatif.
    Metode hitung cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi, jumlah koloni yang muncul pada permukaan media merupakan tanda bagi jumlah organisme yang dapat hidup dan terkandung dalam sampel terhadap  hasil pengenceran tersebut. Perhitungan jumlah mikroorganisme dengan didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi koloni setelah diinkubasikan dalam media biakan dan lingkungan yang sesuai.

Metode Enumerasi? Bagaimana ?
Perhitungan jumlah mikroba terdiri dari dua metode, yaitu:
a. Metode langsung (direct);  merupakan metode dengan menghitung mikroorganisme yang masih hidup maupun yang mati.
b. Metode tidak langsung (indirect); merupakan metode yang hanya menghitung mikroorganisme hidup atau nampak saja

Caranya ?
Permukaan medium Pour Plate dan Spread Plate pada cawan petri dibagi menjadi 4 bagian. Kemudian masing - masing kuadran diberi label I, II, III, dan IV. Hitung jumlah koloninya yang terlihat. Kemudian hasil dari jumlah koloni perkuadran  dimasukkan kedalam rumus perhitungan TPC (Total Plate Count):

CFU/mL
Keterangan:
sel                 : Jumlah sel.
∑koloni            : Jumlah koloni.
∑inokulum       : Jumlah inoculum.
fp                     : Faktor pengenceran.
CFU                : Satuan angka koloni / 100mL.

Hasilnya ?
Tabel 05. Perhitungan Jumlah Mikroba

TAU KAH ANDA ?
1. Mikroba pada Tomat Busuk

Tomat Solanum lycopersium l. merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomis penting. Kandungan komponen kimia tomat, sangat penting bagi kesehatan seperti antioksidan lutein, beta karoten, dan likopen, alkaloid. Pembusukan buah pada tomat diakibatkan oleh bakteri Erwinia carotovora yang hidup soliter ataupun koloni. Bakteri ini termasuk bakteri jenis fakultatif anaerob. Pathogen ini dapat memperbanyak diri pada ruang intraseluler serta menghasilkan sekresi berupa enzim pektolitik dalam jumlah besar. Aktivitas pektolitik yang kuat pada bakteri tersebut dapat menyebabkan busuk lunak dengan menyerang dan menghancurkan jaringan akar, umbi, batang, daun, dan buah melalui pelukan serta dapat juga melalui lubang alami. Suhu merupakan faktor utama yang menentukan pathogenesis beberapa bakteri busuk lunak yang  dapat berkembang baik pada suhu  220C/iklim hangat. Apabila ditumbuhkan pada suatu media maka mikrobanya akan berwarna putih pucat kemudian menjadi putih kekuningan, ada beberapa yang nampak soliter tetapi yang berkoloni lebih nampak kejelasannya.
2. Metode TPC (Total Plate Count)
Metode hitung cawan ini merupakan metode tidak langsung (indirect). Penghitungan dilakukan dengan cara menghitung koloni mikroba yang nampak pada permukaan media. Prinsip metode TPC (Total Plate Count) ialah menghitung sel mikroorganisme yang masih hidup dan membentuk koloni pada media agar secara tidak langsung. Sehingga mikroorganisme dapat dilihat dan dihitung satuan berupa angka Colony Farming Units (CFU) per mL atau per gram atau koloni/100mL pada hasil akhirnya. Hitungan cawan bertujuan untuk menghitung jumlah sel mikroba yang membentuk koloni secara tidak langsung dikarenakan hanya menghitung mikroba yang hidup saja yang  memerlukan pemenuhan koloni dalam satu cawan  antara lain ≥30 - ≤300.
3. Jumlah Mikroba TBUD dan TSUD
 Enumerasi dalam metode TPC memerlukan pemenuhan koloni dalam satu cawan  antara lain ≥30 - ≤300. Di bawah 30 koloni kurang memenuhi persyaratan perhitungan atau biasa disebut TSUD (Terlalu Sedikit Untuk Dihitung). Lebih dari 300 koloni maka terlalu padat atau TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung), yang dapat menyebabkan supress sehingga mengganggu pertumbuhan mikroba dan menghambat pembentukan koloni mikroba, serta memungkinkan terbentuknya 1 koloni oleh lebih dari 1 sel. Setelah diinkubasi akan menghasilkan 1 (satu) koloni karena sel merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan berkembangbiak.
4. Faktor - Faktor yang dapat Memengaruhi Enumerasi Mikroba
      Berbagai macam faktor – faktor seperti:
a. Tingkat pengenceran terlalu tinggi,
b. Tingkat pengenceran terlalu rendah,
c. Ketidaksesuaian media yang digunakan,
d. Adanya kontaminasi.

Jadi ?
Beerdasarkan hal tersebut dapat ditarik sebagai berikut:
1.    Metode TPC (Total Plate Count) merupakan perhitungan jumlah mikroba untuk menguji cemaran mikroba dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang dan cawan sebar.
2.    Prinsip dari metode TPC (Total Plate Count) adalah menumbuhkan sel mikroba yang masih hidup pada media agar, sehingga mikroba akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung, kemudian dihitung tanpa menggunakan bantuan mikroskop
3. Metode TPC (Total Plate Count) dilakukan dengan mengencerkan sampel terlebih dahulu (pengenceran bertingkat) sebanyak 10-3/10-4. Setelah itu, suspense terakhir dipipet sebanyak 1 mL ke dalam cawan petri steril. Cawan yang dipilih untuk menghitung koloni adalah cawan yang mengandung antara ≥30 - ≤ 300 koloni.   

thanks to:
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta .
Dwiyana, Z., Nurhaedar. 2011. Mikrobiologi Dasar. Makassar, Universitas Hasanuddin.
Hadioetomo, Ratna.S. 2001. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta
Hadioetomo, Ratna. S. 2013. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta, P.T. Gramedia Pustaka Utama. 
Handiyanti, M, 2010. Potensi Basillus spp. Dan Pseudomonas flurescens sebagai Agen Pengendali Penyakit Busuk Lunak bakteri (Erwinia carotovora) pada Anggrek Phalaenopsis sp.  Diakses dari http://repository.ipb.ac.id/. Pada tanggal 18 April 2017 pukul 05.30 wita.
Irianto, K. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. CV Yarma Widya :Bandung
Kartikasari. 2008. Pengaruh Ekstrak Batang Savadora persica terhadap pertumbuhan bakteri Streptpcoccus a-haemolytiud hasil isolasi paska pencabutan gigi molar ketiga mandibula (kajian in vitro), Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada 2008.

INOKULASI MIKROBA

INOKULASI MIKROBA

INOKULASI ? 
   Inokulasi adalah proses memindahkan mikroorganisme dari medium lama ke medium baru dengan penggunaan tingkat ketelitian sangat tinggi yang terdiri dari biakan mikroba campuran. Proses inokulasi dilakukan dalam kondisi yang aseptik, yakni kondisi dimana semua alat dan bahan yang berhubungan dengan medium serta pekerjaan, dijaga agar tetap steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Beberapa aspek juga perlu diperhatikan dalam inokulasi seperti dalam ruangan yang terjaga kesterilannya dan pengaruh dari kehidupan luar.
MIKROBA ? Pada Tanaman ?
   Tomat atau Solanum lycopersicum L. merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat dan mudah ditemukan dimana saja yang dapat tumbuh di daerah dataran rendah serta tinggi. Pada tomat mengandung beberapa komponen kimia yang sangat penting bagi kesehatan yaitu kalori, vitamin, asam folat, dan antioksidan berupa likopen, beta karoten, lutein. Tomat mudah diserang mikroba jika sistem penyimpanan tidak baik terutama mendorong pertumbuhan dan penyebaran busuk pada buah tomat. Penyakit layu dan Busuk buah pada tomat dapat disebabkan oleh  cendawan Fusarium sp. yang merupakan cendawan patogen tular tanah yang dapat menyerang tanaman tomat. Adapun Mikroba lain yang menyebabkan busuk lunak pada tomat yakni bakteri Erwinia carotovora yang merupakan bakteri patogenik yang terdapat pada tumbuhan dan bersifat anaerob fakultatif.
METODE ?
1. Metode Spread Plate
            Metode Spread Plate bertujuan untuk menghasilkan mikroba yang terpisah berupa mikroba aerob yang sangat cocok untuk metode ini. Mikroba anaerob fakultatif juga dapat tumbuh dengan metode ini. Suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan kultur bakteri atau mengratakannya di atas media agar yang telah memadat dan dengan adanya sistem aerasi atau udara dan oksigen yang masuk di dalam cawan petri tersebut.
2. Metode Pour Plate
Metode pour plate bertujuan untuk mengurangi suplai udara dan oksigen yang masuk kedalam cawan petri pada media agar. Mikroba yang akan tumbuh berupa anaerob dan dapat tumbuh dengan baik, adapun mikroba aerob mimiliki tingkat pertumbuhan yang sangat kecil untuk tumbuh pada media ini .Tujuan pada prosesnya adalah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah di dalam medium yang padat, kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni.
CONTOHNYA ?
Gambar 05. Contoh Koloni Mikroba pada Tempe

Gambar 06. Contoh Koloni Mikroba pada Tape

Gambar 07. Contoh Koloni Mikroba pada Pisang

Gambar 08. Contoh Koloni Mikroba pada Tomat

Gambar 09. Contoh Koloni Mikroba pada Mangga

CARANYA ?
1. Pembuatan Larutan Fisiologis
            NaCl ditimbang sebanyak 6,379 gram. Kemudian dilarutkan dalam aquades sebanyak 750 mL dan dihomogenkan. Setelah itu, bibir Erlenmeyer ditutup kapas dan alumunium foil lalu dihomogenkan dan diisterilisasi dengan tekanan uap air menggunakan autoclave pada temperature 121˚C, tekanan 1 atm dalam waktu 15 menit. Setelah itu, larutan didingininkan.
2. Pengenceran Bertingkat
            Sampel padat berupa tape, tempe berjamur, mangga busuk dan pisang busuk ditimbang sebanyak 1 gram. Kemudian, disiapksan tabung reaksi sebanyak 4 buah yang berisi larutan fisiologis sebanyak 9 mL. Setiap sampel padat sebanyak 1 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi pertama yang disebut pengenceran 100. Kemudian suspensi dihomogenkan menggunakan vortex. Setelah itu, sebanyak 1 mL suspensi dari tabung reaksi pertama dipipet 1 mL ke dalam tabung reaksi kedua yang disebut pengenceran 10-1. Selanjutnya, dilakukan hal yang serupa hingga mencapai pengenceran 10-5. Sampel cair berupa tomat busuk dipipet sebanyak 1 mL. kemudian, disiapksan tabung reaksi sebanyak 4 buah yang berisi larutan fisiologis sebanyak 9 mL. Untuk setiap sampel cair sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi pertama yang disebut pengenceran 10-1. Kemudian, suspensi dihomogenkan menggunakan vortex. Setelah itu, sebanyak 1 mL suspensi dari tabung reaksi dipipet 1 mL kedalam tabung reaksi kedua yang disebut pengenceran 10-2. Selanjutnya, dilakukan hal yang serupa hingga mencapai pengenceran 10-4.
3. Inokulasi Mikroba Metode Pour Plate
            Disiapkan media PCA, PDA dan NA  kemudian dituang masing – masing media sebanyak 1/5 volume kedalam cawan petri. Lalu, media didinginkan hingga mengeras. Selanjutnya, suspensi mikroba 10-3 untuk bahan berupa tomat, 10-4 untuk mangga dan tape, serta 10-5 untuk pisang  dipipet sebanyak 1 mL diatas permukaan media pada cawan petri. Suspensi tomat dipipet pada pada permukaan media NA, suspensi mangga dan tape dan pisang pada permukaan media PCA, suspensi tempe pada permukaan media PDA. Setelah itu, dituang kembali media NA, PCA dan PDA sebanyak ¼ volume cawan petri diatas suspensi. Lalu, dibungkus dengan menggunakan kertas bekas dan dimasukkan ke dalam inkubator.
4. Inokulasi Mikroba Metode Spread Plate
   Disiapkan media PCA, PDA dan NA  kemudian dituang masing – masing media sebanyak 1/5 volume ke dalam cawan petri. Lalu, media di dinginkan hingga mengeras. Selanjutnya, suspensi mikroba 10-3 untuk bahan berupa tomat, 10-4 untuk mangga dan tape, serta 10-5 untuk pisang  dipipet sebanyak 1 mL diatas permukaan media pada cawan petri. Suspensi tomat dipipet pada pada permukaan media NA, suspensi mangga dan tape dan pisang pada permukaan media PCA, suspensi tempe pada permukaan media PDA. Setelah itu, dibungkus dengan menggunakan kertas bekas dan dimasukkan ke dalam inkubator.
TAU KAH ANDA ?
1. Tomat
   Tomat (Solanum lycopersium l.) merupakan komoditas sayuran menyerupai buah yang berwarna merah orange mengkilat dan cerah pada saat matang. Komponen kimia tomat, sangat penting bagi kesehatan seperti antioksi dan lutein, beta karoten, dan likopen, alkaloid. Lycopene atau α-carotene adalah suatu karotenoid pigmen merah terang yang banyak ditemukan dalam buah tomat dan sangat dibutuhkan tubuh dan sebagai antioksidan sangat kuat atau anti skin anging. Kemampuannya dalam mengendalikan radikal bebas 100 kali lebih efisien dibandingkan vitamin E atau 12500 kali gluthation. Alkaloid merupakan zat yang dapat bersifat antibakteri, dan likopen sebagai antioksidan.
2. Mikroorganisme pada Tomat
  Cendawan Fusarium sp. merupakan jenis cendawan patogen tular tanah yang menyerang tanaman tomat. Di alam, membentuk konidium pada badan buah berupa spora yang dibentuk pada permukaan tangkai atau daun yang luka. Adapula bakteri  Erwinia carotovora pv. carotovora merupakan satu - satunya bakteri patogenik yang terdapat pada tumbuhan dan bersifat anaerob fakultatif. Aktivitas pektolitik yang kuat pada bakteri tersebut dapat menyebabkan busuk lunak tanaman family solanaceae dengan menyerang dan menghancurkan jaringan akar, umbi, batang, daun, dan buah pada tanaman melalui pelukaan serta dapat juga melalui lubang alami. Bakteri Erwinia carotovora merupakan satu -satunya bakteri patogenik yang terdapat pada tumbuhan dan bersifat anaerob fakultatif.
3. Inokulasi
    Inokulasi mikroba bertujuan untuk mendapatkan biakan campuran yang belum diketahui mikroba apa yang terdapat didalamnya melalui penanaman mikroba dari suspensi hasil pengenceran bertingkat dan diinkubasi selama  penyimpanan sebelum digunakan untuk keperluan selanjutnya. Penanaman bakteri atau biasa inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama ke mdium baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
4. Larutan Fisiologis
   Larutan fisiologis berupa larutan NaCl yang telah disterilkan dan digunakan sebagai larutan pengencer mikroba. Larutan fisiologi berfungsi untuk menjaga pH dan tekanan osmotik mikroba. Agar suspensi tetap terjaga dan terhindar dari kontaminan dengan tetap mempertahankan pH pada mikroba tersebut.
5. Pengenceran Bertingkat
   Pengenceran ini dilakukan untuk mengurangi padatan jumlah koloni mikroba untuk mengurangi serta memperkecil jumlah mikroba yang tersuspensi dalam pengenceran. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. 
JADI ?
   Pengenceran bertingkat berfungsi untuk melarutkan dan melepaskan mikroba dari substratnya. Dengan tujuan untuk mengurangi kepadatan mikroba yang ditanam serta memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam pengenceran.  Teknik inokulasi ada dua, yaitu metode Spread Plate yakni disebar) dan metode Pour Plate yakni dituang. Media berfungsi sebagai sumber nutrient yang diperlukan mikroba dalam pertumbuhannya.

thanks to :
Dwiyana, Z., Nurhaedar. 2011. Mikrobiologi Dasar. Makassar, Universitas Hasanuddin.
Hadioetomo, Ratna. S. 2013. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta, P.T. Gramedia Pustaka Utama.
Handiyanti, M, 2010. Potensi Basillus spp. Dan Pseudomonas flurescens sebagai Agen Pengendali Penyakit Busuk Lunak bakteri (Erwinia carotovora) pada Anggrek Phalaenopsis sp.  Diakses dari http://repository.ipb.ac.id. Pada tanggal 18 April 2017 pukul 05.30 wita.
Hardiyanto, 2010. Pengujian Ketahanan Anggrek Phalaenopsis terhadap penyakit Busuk Lunak yang disebabkan oleh Erwinia carotovora Secara In VitroDiakses dari laman http://repository.ipb.ac.id. Pada tanggal 18 April 2017 pukul 05.30 wita.
Kartikasari, 2008. Pengaruh Ekstrak Batang Savadora persica terhadap pertumbuhan bakteri Streptpcoccus a-haemolytiud hasil isolasi paska pencabutan gigi molar ketiga mandibula (kajian in vitro). Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada 2008.
Okigbo RN, Nmeka IA. 2005. Control of yam tuber rot with leaf extracts of Xylopia aethiopica and Zingiber officinale. Afr J Biotechnol. 4(8):804-807.
Tigchelaar, E.C. 2006. Botani and culture. Didalam : jones JB et.al., editor. Compendium of Tomato Diseases. Minnesota: The American Phytopathological Society. Halaman 2-4.
Wasteson, Y, and Homes, E. 2009. Pathogenic Escherichia Coli Found in Food. International Journal Of  Food Microbiology, 12, 103-114.
Widodo. 2014. Mikroibiologi Edisi 2. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.