PERHITUNGAN
JUMLAH MIKROBA
Tau kah anda ?
Perhitungan jumlah mikroba dapat
dilakukan untuk mengetahui banyaknya sel dalam koloni yang terbentuk. Perhitungan
ini juga berguna bagi kehidupan sehari-hari agar kita dapat memastikan bahwa
suatu pangan baik dikonsumsi atau tidak baik untuk dikonsumsi. Banyaknya sel
dalam suatu koloni, akan mempengaruhi jumlah mikroba yang akan dihitung.
Apa sih Perhitungan Jumlah Mikroba itu ?
Perhitungan jumlah
mikroba disebut enumerasi. Enumerasi merupakan perhitungan jumlah mikroba
untuk mengestimasi banyaknya mikroorganisme dalam suatu sampel per satuan berat
atau volume. Dimana jumlah
mikroorganisme yang terdapat pada sampel asal ditentukan dengan mengalikan
jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan petri yang
bersangkutan. Enumerasi dilakukan dengan tujuan untuk
menentukan jumlah mikroba pada suatu sampel secara kuantitatif.
Metode hitung cawan
didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang
menjadi satu koloni. Jadi, jumlah koloni yang muncul pada permukaan media
merupakan tanda bagi jumlah organisme yang dapat hidup dan terkandung dalam
sampel terhadap hasil pengenceran
tersebut. Perhitungan jumlah mikroorganisme dengan
didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi
akan tumbuh menjadi koloni setelah diinkubasikan dalam media biakan dan lingkungan yang sesuai.
Metode Enumerasi? Bagaimana ?
Perhitungan jumlah mikroba terdiri dari dua metode, yaitu:
a. Metode
langsung (direct); merupakan
metode dengan menghitung mikroorganisme yang masih hidup maupun yang
mati.
b. Metode tidak langsung (indirect); merupakan metode yang hanya menghitung mikroorganisme
hidup atau nampak saja.
Caranya ?
Permukaan medium Pour Plate dan Spread Plate
pada cawan petri dibagi menjadi 4 bagian. Kemudian masing - masing kuadran diberi
label I, II, III, dan IV. Hitung jumlah koloninya yang terlihat. Kemudian hasil
dari jumlah koloni perkuadran dimasukkan
kedalam rumus perhitungan TPC (Total
Plate Count):
Keterangan:
∑sel :
Jumlah sel.
∑koloni : Jumlah
koloni.
∑inokulum : Jumlah inoculum.
fp :
Faktor pengenceran.
CFU : Satuan angka koloni
/ 100mL.
Hasilnya ?
Tabel 05. Perhitungan Jumlah Mikroba
TAU KAH ANDA ?
1. Mikroba pada Tomat Busuk
Tomat Solanum lycopersium l. merupakan komoditas yang memiliki nilai
ekonomis penting. Kandungan komponen kimia tomat, sangat penting bagi kesehatan
seperti antioksidan lutein, beta karoten, dan likopen, alkaloid. Pembusukan
buah pada tomat diakibatkan oleh bakteri Erwinia
carotovora yang hidup soliter ataupun koloni. Bakteri ini termasuk bakteri
jenis fakultatif anaerob. Pathogen ini dapat memperbanyak diri pada ruang intraseluler serta
menghasilkan sekresi berupa enzim pektolitik dalam jumlah besar. Aktivitas
pektolitik yang kuat pada bakteri tersebut dapat menyebabkan busuk lunak dengan
menyerang dan menghancurkan jaringan akar, umbi, batang, daun, dan buah melalui
pelukan serta dapat juga melalui lubang alami. Suhu merupakan faktor utama yang menentukan
pathogenesis beberapa bakteri busuk lunak yang dapat berkembang baik pada
suhu 220C/iklim hangat.
Apabila ditumbuhkan pada suatu media maka mikrobanya akan berwarna putih pucat
kemudian menjadi putih kekuningan, ada beberapa yang nampak soliter tetapi yang
berkoloni lebih nampak kejelasannya.
2. Metode TPC (Total Plate Count)
Metode
hitung cawan ini merupakan metode tidak langsung (indirect). Penghitungan dilakukan dengan cara menghitung koloni
mikroba yang nampak pada permukaan media. Prinsip metode TPC
(Total Plate Count) ialah menghitung sel mikroorganisme yang masih hidup dan
membentuk koloni pada media agar secara tidak langsung. Sehingga mikroorganisme
dapat dilihat dan dihitung satuan berupa angka Colony Farming Units (CFU) per mL atau per gram atau
koloni/100mL pada hasil akhirnya. Hitungan cawan bertujuan untuk menghitung jumlah sel mikroba yang
membentuk koloni secara tidak langsung dikarenakan hanya menghitung mikroba
yang hidup saja yang memerlukan pemenuhan koloni dalam satu cawan antara lain ≥30 - ≤300.
3. Jumlah Mikroba TBUD dan TSUD
Enumerasi dalam
metode TPC memerlukan pemenuhan koloni dalam satu cawan antara lain ≥30 - ≤300. Di bawah 30 koloni
kurang memenuhi persyaratan perhitungan atau biasa disebut TSUD (Terlalu
Sedikit Untuk Dihitung). Lebih dari 300 koloni maka terlalu padat atau TBUD
(Terlalu Banyak Untuk Dihitung), yang dapat menyebabkan supress sehingga
mengganggu pertumbuhan mikroba dan menghambat pembentukan koloni mikroba, serta
memungkinkan terbentuknya 1 koloni oleh lebih dari 1 sel. Setelah diinkubasi akan menghasilkan 1 (satu)
koloni
karena sel merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan berkembangbiak.
4. Faktor - Faktor yang dapat Memengaruhi Enumerasi Mikroba
Berbagai macam faktor – faktor seperti:
a. Tingkat pengenceran terlalu tinggi,
b. Tingkat pengenceran terlalu rendah,
c. Ketidaksesuaian media yang digunakan,
d. Adanya kontaminasi.
Jadi ?
Beerdasarkan hal tersebut dapat ditarik sebagai berikut:
1.
Metode TPC (Total Plate
Count) merupakan perhitungan jumlah mikroba untuk menguji cemaran mikroba
dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang dan cawan sebar.
2.
Prinsip dari metode TPC (Total
Plate Count) adalah menumbuhkan sel mikroba yang masih hidup pada media
agar, sehingga mikroba akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
dilihat langsung, kemudian dihitung tanpa menggunakan bantuan mikroskop
3. Metode TPC (Total Plate Count) dilakukan dengan mengencerkan
sampel terlebih dahulu (pengenceran bertingkat) sebanyak 10-3/10-4.
Setelah itu, suspense terakhir dipipet sebanyak 1 mL ke dalam cawan petri
steril. Cawan yang dipilih untuk menghitung koloni adalah cawan yang mengandung
antara ≥30 - ≤ 300 koloni.
thanks to:
Dwidjoseputro,
D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Djambatan, Jakarta .
Dwiyana,
Z., Nurhaedar. 2011. Mikrobiologi Dasar. Makassar,
Universitas Hasanuddin.
Hadioetomo, Ratna.S. 2001. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.
Gramedia, Jakarta
Hadioetomo,
Ratna. S. 2013. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta, P.T. Gramedia
Pustaka Utama.
Handiyanti, M, 2010. Potensi Basillus spp. Dan Pseudomonas flurescens sebagai Agen Pengendali Penyakit Busuk Lunak bakteri (Erwinia carotovora) pada Anggrek Phalaenopsis sp. Diakses dari http://repository.ipb.ac.id/. Pada tanggal
18 April 2017 pukul 05.30 wita.
Irianto, K. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia
Mikroorganisme Jilid 1. CV Yarma Widya :Bandung
Kartikasari.
2008. Pengaruh Ekstrak Batang Savadora persica terhadap pertumbuhan bakteri
Streptpcoccus a-haemolytiud hasil isolasi paska pencabutan gigi molar ketiga
mandibula (kajian in vitro), Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar